LAPORAN PEMERIKSAAN METHYL YELLOW, BORAKS, DAN FORMALIN PADA MAKANAN
MATA KULIAH : PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN - A
DOSEN :
KHIKI
PURNAWATI KASIM, SST.,M.Kes

![]() |
LAPORAN
“PEMERIKSAAN
METHYL YELLOW, BORAKS, DAN FORMALIN PADA MAKANAN”
![]() |
DISUSUN OLEH :
MARIA MARGARETA A
PO.71.4.221.161.023
D.IV/II.A
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRORGAM STUDI D.IV
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmatNYA sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan saya
semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Saya yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan
ini.
Makassar, 3 April 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…….………………………………..………………………………iii
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………...1
- Latar Belakang…………………………….………......….……….....1
- Rumusan Masalah………….…………………............…………....2
- Tujuan ..…………..……………………………………....……......2
BAB II Tinjauan Pustaka.………..…………...………………………………..3
2.1 Pewarna Buatan …………………………………………………3
2.2 Boraks ……… …...………..…...………………………………..4
2.3 Formalin
…..……………...………….………………………….6
BAB
III Metodeologi Praktikum ..…………………………………….………..8
3.1 Waktu dan Tempat ……..…..……………………………………8
3.2 Alat, Bahan, dan Prosedur Kerja ………………………………..8
BAB
IV Hasil dan Pembahasan ……………………………………….………12
4.1 Hasil ………...………………………………………………….12
4.2 Analisa Hasil ...…………………………………………………12
BAB
V Penutup……………………………………………………….………14
5.1 Kesimpulan………………………………………………….….14
5.2 Saran……………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………...…………………………….15
BAB I
LATAR BELAKANG
- Latar BelakangPangan dan makanan mempunyai fungsi yang sangat amat penting untuk manusia karena merupakan kebutuhan utama dan menentukan kelangsungan hidup manusia. Hal atas pangan adalah hak asasi paling penting setelah hidup. Oleh karena itu setiapa manusia berhak atas pengan yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya.Bahan Tanahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang ditambahakan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/per?IX/88 dijelaskan bahwa Bahan Tambahan Makanan yang selanjutnya disebut Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalaha bahanyang biasanya tidak digunankan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredient khas oangan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam pangan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau penyangkutan pangan untuk meghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan tersebut.Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara umum oleh masyarakat, termasuk dalam pembuatan makanan jajanan. Dalam prakteknya masih banyak produsen pangan yang menggunakan bahan tambahan yang dilarang seperti formalin, boraks sebagai BTP. Bahan-bahan tersebut sering digunakan karena memiliki sifat yang sama seperti BTP, misalnya formalin merupakan bahan pengawet mayat, tekstil, kayu. Hal tersebut karena ketidaktahuan produsen pangan, sehingga bahan tersebut dgunakan untuk pangan sebagai BTP.Dalam penggunakan bahan berbahaya sebagai BTP dan BTP yang melampaui dosis terhadapa kesehatan umumnya tidal langsung dapat dirakan atau dilihat, sehingga produsen seringkali tidak menyadari bahaya yang terjadiTerdapat berbagai macam makan yang dijual untuk memenuhi kebutuhan manusia. Agar makanan yang dijual dapat bertahan lama, terkadang ada pedagang yang menambahakn pengawet seperti formalin dan boraks. Adapula yang menambahkan bahan pewarna makanan untuk menarik perhatian komsumen. Demi memperoleh keuntungan pedagan tidak lagi memperhatikan jika bahan yang ditambahakn berbahaya bagi kesehatan dan penggunaannya dilarang. Pedagang berusaha agar dagangannya bias awet dan laku dipasaran. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pememriksaan terhadap pangan yang diduga mengandung bahan-bahan yang dilarang penggunaannya sebagai bahan tambahan pangan.
- Rumusan Masalah
- Bagaimana cara pemeriksaan kandungan methyl yellow, boraks, dan formalin pada makanan?
- Berapa jumlah kandungan methyl yellow, boraks, dan formalin pada makanan?
- Apakah layak atau tidaknya makanan tersebut untuk dikonsumsi?
- Mengetahui cara pemeriksaan kandungan methyl yellow, boraks, dan formalin pada makanan.
- Mengetahui jumlah kandungan methyl yellow, boraks, dan formalin pada makanan.
- Mengetahui layak atau tidaknya makanan tersebut untuk dikonsumsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pewarna Buatan
- Jenis Pewarna Buatan yang Sering DigunakanZat pewarna buatan yang bias mengganggu kesehatan manusia bila dikonsumsi melebihi batas, di negeri ini kita juga sering kali ditemukan makanan atau minuman yang mengandung bahan pewarna yang dilarang (Permenkes 722/menkes/per/IV/88).Bahan-bahan pewarna tersebut diantaranya methyl yellow yang dicampurkan ke dalam saus tomat, minuman, mie basah maupun kering. Tahu, dan makanan atau minuman yang diperjual belikan di lingkungan kita. Padahal sebenarnya, pewarna tersebut diguakan untuk industry tekstil. Bila methyl yellow dikonsumsi, akibatnya kan fatal. Dalam jangka Panjang akan terjadi kerusakan organ hati dan ginjal, hingga menyebabkan kanker. Masih banyak jenis pewarna buatan yang sering digunakan misalnya:
- Tartazine (kuning-jingga)
- Rhodamine-B
- Sunset yellow (merah-jingga)
- Carmoisine (merah)
- Quinoline yellow
- Ponceau 4R (merah terang)
- Brilliant blu FCF, biasanya digunakan untuk es krim
- Eritsorit (merah)
- Cara Membedakan Pewarna Alami dan Pewarna Non Food ColourSebagai langkah keamanan memang lebih baik mengkonsumsi makanan yang tidak diwarnai. Ataupun kalua diwarnai, sebaiknya yang menggunakan pewarna alami, karena dijamin tidak membahayakan.Cara membedakan pewarna alami dan pewarna non food colourCiri-ciri visual yang dapat digunakan sebagai patokan dalam memili makan dipasaran, adalah sebagai berikut:Pewarna alami :
- Warna agak suram
- Mudah larut dalam air
- Membutuhkan bahan pewarna lebih banyak (kuran mampu mewarnai lebih baik)
- Membutuhkan waktu lama untuk meresap kedalam produkPewarna non food colour :
- Warna cerah sekali
- Tidak mudah larut dalam air
- Membutuhkan waktu yang leih sedikit, karena dalam kosentrasi rendah sudah mampu mewarnai dengan baik
- Cepat meresap kealam produkMakanan yang diarnai dengan pewarna “Non Food Colour” akan cerah sekali, karena pewarna cepat meresap kedalam produk. Beasanya tempat atau bejananya juga berwarna, sukar sekali dihilangkan meskipun telah dicuci. Begitupun bila kita pegang. Maka bekas pewarna akan tetap melengket.2.2 Boraks
- Jenis Makanan yang Menjadi Sasaran Penggunaan BoraksBoraks adalah senyawa yang berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu serta tekanan normal. Umumnya digunakan untuk mematri logam, proses pembuatan logam dan enamel, sebagi pengawet kayu, serta pembasmi kecoa. Boraks biasanya digunakan sebagai bahan pembersih dan antiseptic yang berupa hablur (kristal) berwarna kuning atau serbuk berwarna coklat, yang biasanya juga digunakan membantu melelhkan zat pada. Jika dikonsumsi manusia dapat menimbulkan berbagai penyakit. Dapat merusak jaringan saraf dan gangguan hati dan ginjal.Penggunaan boraks di industri farmasi ini sudah dikenal. Hal ini disebabkan banyaknya boraks yang dijual dipasaran dan harganya sangat murah. Selain itu boraks bagi industri farmasi memberikan untung yang besarBoraks dalam tubuh manusia bersifat akumulatif dalam tubuh seperti menggunakan boraks. Bila digigit akan kembali kebentuk semula. Tahan lama dana wet hingga beberapa hari, warnanya juga lebih putih berbeda dengan baktu tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata semua bagian.Boraks sejak lama telah digunakan dimasyarakat untuk pembuatan gender nasi, krupuk gender, atau krupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Disamping boraks digunakan di industry makan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap.
- Cara Mengatahui Makanan yang Mengandung BoraksCukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bias jelas. Namun dilihat dari luar tetap bias dicermati karena ada perbedaan yang bias dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.
- Mie Basah, ciri-cirinya :
- Teksturnya kental
- Terlihat lebih mengkilat
- Tidak lengket
- Dan tidk mudah putus
- Bakso, ciri-cirinya :
- Lebih keyal disbanding bakso tanpa boraks
- Bila digigit akan kembali kebentuk semula
- Tahan lama dana wet beberapa hari
- Bila dilempar kelantai akan memantul seperti bola bekel
- Warna tidak kecoklatan seperti penggunaan daging, tetapi cenderung keputihan
- Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata disemua bagian baik dipinggir maupun tengah
- Akibat Penggunaan BoraksBoraks berdampak buruk terhadap kesehatan apabila dikonsumsi oleh manusia, karena mengandung bahan-bahan kimia yang sangat dan tidak kayak untuk dikonsumsi. Boraks memberikan dampak buruk terhadap kesehatan.
- Tandan dan gejala :
- Muntah-muntah
- Perut terasa sakit dan diare
- Konvulsi
- Depresi SSP (Susunan Saraf Pusat)
- Tanda dan gejala kronis :
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Anemia, ramnut rontok dan kanker
- Formalin
- Pengaruh Formalin Terhadap KesehatanFormalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagia bahan desinfektan pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industry yekstil dan kayu, formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol.Beberapa pengaruh alkohol terhadapa kesehatan asalah sebagia berikut :
- Jika dihirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidug dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
- Jika terkena kulit akan menyebakan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar.
- Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabbur bahkan kebutaan.
- Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perihm sakit kepala, pusing , gangguan jangtungm kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejangm bahkan koma dan kematiam.
- Jenis Makanan yang Sering Mengandung FormalinBeberapa contoh makan yang sering menggunakan formalin adalah :
- Bakso yang menggunakan formalin memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
- Tahu yang terbentuk bagus, kenyal tidak mudah hancur, awet hingga lebih tiga hari bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es dan berbau khas formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet dari 2 hari pada suhu kamar, berbau, menyengat, kenyal, dan tidak lengket.BAB IIIMETODEOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu
dan tempat praktikum adalah:
Hari, tanggal : Senin, 26 Maret 2018
Waktu : 09:30 - selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar
3.2 Alat, Bahan, dan Prosedur Kerja
- Pemeriksaan Kandungan Methyl Yellow Pada Makanan
- Alat
- Timbangan digital
- Beaker glass
- Pipet ukur
- Pipet tetes
- Petridish
- Tabung reaksi
- Pengaduk
- Bahan
- Sampel makanan
- Aquadest
- Reagen Methyl yellow-1
- Larutan standar warna methyl yello
- Prosedur Kerja
- Timbang sampel sebanyak 10 gram kemudian haluskan dengan menggunakan lumpung dan alu,
- Pindahkan sampel yang telah halus ke dalam beaker glass,
- Tambahlan sampel dengan aquadest hingga mencapai 50 ml kemudian aduk
- Untuk sampel minuman yang sudah cair tidak perlu dilakukan perlakuan awal
- Siapkan tabung reaksi dan masukka 0,5 – 1 ml sampel
- Lalu tambahkan reagen Methyl yello-1 sebanyak 2 tetes
- Diamkan selama beberapa saat akan terbentuk warna merah muda seulas sampei pekat (merah tajam) yang berarti positif Methyl yellow
- Bandingkan dengan deret standar Methyl Yellow.
- Pemeriksaan Kandungan Boraks pada Makanan
- Alat
- Timbangan digital
- Lumpung dan alu
- Oven
- Pipet ukur
- Pipet tets
- Cawan porselin
- Beaker glass
- Pengaduk
- Bahan
- Sampel
- Reagent Boraks (BO4O7)
- Larutan standar boraks
- Kertas boraks
- Prosedur Kerja
- Timbang sampel sebanyak 10 gram kemudian haluskan dengan menggunakan lumpung dan alu,
- Pindahkan sampel yang telah halus ke dalam beaker glass,
- Tambahlan sampel dengan aquadest hingga mencapai 50 ml kemudian aduk
- Untuk sampel minuman yang sudah cair, tidak perlu dilakukan perlakuan awal, karena boraks dalam keadaan dingin membentuk garam sebaiknya sampel sebelum diperiksa dipanaskan terlebih dahulu dengan suhu 80°C selama 3-5 menit
- Masukkan tabung kedalam tabung sebanyak 5 ml
- Kemudian tambahakan reagen boraks 1 sebanyak 3 tetes dan aduk hingga rata
- lalu siapkan kertas boraks, teteskan sampel pada permukaan kertas boraks sebanyak 3 tetes, dan diamkan beberapa saat jika ada boraks, akan terbentuk perubahan warna dari kuning menjadi merah
- bandingkan dengan standar boraks agar lebih menyakinkan.
- Pemeriksaan Kandungan Formalin pada Makanan
- Alat
- Timbangan digital
- Beaker glass
- Gelas ukur
- Lumpung dan alu
- Pipet tetes
- Pengaduk
- Petridish
- Tabung reaksi
- Bahan
- Sampel
- Aquadest
- Larutan reagen FO-1
- Larutan reagen FO-2
- Larutan standar Formaldehy
- Prosedur Kerja
- Timbang sampel sebanyak 10 gram kemudian haluskan dengan menggunakan lumpung dan alu,
- Pindahkan sampel yang telah halus ke dalam beaker glass,
- Tambahkan sampel dengan aquadest hingga mencapai 50 ml kemudian aduk
- Masukkan sampel kedalam tabung sampel
- Tambahkan 5 tetes larutan reagen FO-1, dan tunggu selama 3 menit
- Kemudian tambahakn 1 sendok reagen FO-2, dan tunggu selama 5 menit
- Lalu bandinkan warna yang terbentuk dengan larutan standar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
- HasilAdapun sampel yang digunakan adalah :
Parameter
|
Keterangan
|
|
Methyl Yellow
|
Sampel
|
Manisan Mangga
|
Nama pengambil
|
Kelompok 6
|
|
Tanggal pengambilan
|
26 Maret 2018
|
|
Lokasi pengambilan
|
Pelita Raya
|
|
Boraks
|
Sampel
|
Sosis Manyus
|
Nama pengambil
|
Kelompok 6
|
|
Tanggal pengambilan
|
26 Maret 2018
|
|
Lokasi pengambilan
|
Alfamart, Jalan Banta – bantaeng Makassar
|
|
Formalin
|
Sampel
|
Ikan Kering
|
Nama pengambil
|
Kelompok 6
|
|
Tanggal pengambilan
|
25 Maret 2018
|
|
Lokasi pengambilan
|
Pasar Jipang, Makassar
|
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Parameter
|
Hasil
|
Methyl Yellow
|
0 mg/kg
|
Boraks
|
500 mg/kg
|
Formalin
|
10 mg/kg
|
- Analisa Hasil
- Pemeriksaan Kandungan Methyl YellowBerdasarkan hasil pemeriksaan sampel Manisan mangga, tidak didapati penggunaan pewarna Methyl Yellow pada sampel.Meskipun secara fisik warna manisan manga yang dijual di Pelita Raya sangat mencolok atau sangat terang dan pada saat manisan dipegang warna akan berbakas ditangan tetapi pada pememriksaan manisan manga negative menggandunf pewarna Methyl yellow. Hal ni berarti dalam pewarnaan manisan manga tidak menggunakan Methyl yellow untuk memberikan warna kuning pada manisa, tetapi menggunakan pewarna kuning lainnya, yang penggunaannya berlebih sehingga meninggalkan bekas ditangan.
- Pemeriksaan Kandungan BoraksBerdasarkan hasil pemeriksaan sosis Manyus yang dijual di Alfamart jalan Banta-bantaeng, didapati bahwa sampel sosis ini mengandung boraks sebanyak 500 mg/kg.Meskipun dibungkus dengan kemasan bermerek, tetapi sosis manyus ini belum begitu dikena oleh masyarakat dan harganya cukup terjangkau. Hasil pemeriksaan didapati penggunaan boraks pada sosis, dukung dengan kondisi fisik sosis, yaitu sosis terang berbau danging, teksturnya kenyal dan halus (sangat mudah saat dihancurkan), dan tidak terlihat berpori. Ciri fisik sosis Manyus cocok dengan ciri-ciri makanan yang mengandung boraks.
- Pemeriksaan Kandungan FormalinBerdasarkan hasil pemeriksaan ikan kering yang dijual di Pasar Jipang Makassar, didapati sampel mengandung formalin sebanyak 10 mg/kg.Dengan hasil ini dapat diketahui bahwa untuk mengawetkan ikan kering tersebut, penjual menggunakan formalin. Hasil yang diperoleh didukung dengan kondisi fisik sampel ikan kering, yaitu ikan kering terlihat putih bersih, tidak mudah hancur saat menghaluskan sampel, dan tidak dihinggapi lalat. Sedangkan untuk baunya sendiri masih berbau khas ikan kering, karena penggunaan formalin yang masih sedikit. Ciri fisik sampel ikan kering sangat cocok dengan ciri-ciri makanan yang mengandung formalin.BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil pemeriksaan dapat disimpulkan :
- Sesuai Peraaturan Menteri Kesehatan RI no. 1168/Menkes/per/XI/1999, pewarna kuning Methyl yellow merupakan bahan yang dilarang penggunaannya. Hasil pemeriksaan manisan Mangga Pelita raya tidak mengandung Methyl yellow, maka manisan mangga layak untuk dikonsumsi.
- Sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 033 tahun 2012 tentan Bahan Tambahan Pangan, boraks merupakan salah satu bahan yang dilarang penggunaanya sebagi BTP. Hasil pemeriksaan sosis Manyus yang dijual di Alfamart jalan banta-bantaeng Makassar mengandung boraks sebanyak 500 mg, maka sosis bermerek Manyus tidak layak untuk dikonsumsi.
- Sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 033 tahun 2012 tentan Bahan Tambahan Pangan, formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang penggunaanya sebagi BTP. Hasil pemeriksaan ikan kering yan dijual di pasar Jipang Makassar mengandung formalin sebanyak 10 mg , sehingga sosis bermerek ikan kering tidak layak untuk dikonsumsi.
5.2 Saran
Perhatikan
penggunaan reagen dan pereaksi serta pembanding warna yang tersedia untuk
mencocokkan hasil dari sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2014. Bahan Tambahan Pangan (BTP). http://karyatulisilmiah.com/bahan-tambahan-pangan-btp/
Diakses15 April 2018
Nursyafitri,
Evi Kesling, 2016. https://evinursyafitrisyamsul.blogspot.co.id/2016/04/?m=1
Diakses 10 April 2018
Komentar
Posting Komentar