LAPORAN PEMERIKSAAN LOGAM BERAT PADA MAKANAN


MATA KULIAH : PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
DOSEN                : KHIKI PURNAWATI KASIM, SST.,M.Kes


LAPORAN
“PEMERIKSAAN LOGAM BERAT (TIMBAL (Pb), SIANIDA (HCN), DAN MERKURI (Hg) )”








DISUSUN OLEH :
MARIA MARGARETA A
PO.71.4.221.161.023
D.IV/II.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRORGAM STUDI D.IV
2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
      Harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Makassar, 28 Maret 2018

Penyusun











DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…….………………………………..………………………………iii
BAB  I      Pendahuluan…………………………………………………………...1
    1. Latar Belakang…………………………….………………….....1
    2.    Rumusan Masalah………….…………………………………....2
    3.    Tujuan ..…………..…………………………………………......2
BAB II      Tinjauan Pustaka.………..…………...………………………………..3
                  2.1    Timbal (Pb) ……………………………………………….…..…3
                  2.2    Sianida (HCN) …...………..…...………………………………..4
                  2.3    Merkuri (Hg) ……………...………….………………………….4
BAB III    Metodeologi Praktikum ..…………………………………….………..7
                  3.1    Waktu dan Tempat ……..…..……………………………………7
                  3.2    Alat, Bahan, dan Prosedur Kerja ………………………………..7
BAB IV    Hasil dan Pembahasan ……………………………………….………11
                  4.1    Hasil ………...………………………………………………….11
                  4.2    Analisa Hasil ...…………………………………………………11
BAB V      Penutup……………………………………………………….………14
                  5.1    Kesimpulan…………………………………………………….14
                  5.2    Saran……………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….15







BAB I
LATAR BELAKANG

    1. Latar Belakang
      Pangan dan makanan mempunyai fungsi yang sangat amat penting untuk manusia karena merupakan kebutuhan utama dan menentukan kelangsungan hidup manusia. Hal atas pangan adalah hak asasi paling penting setelah hidup. Oleh karena itu setiapa manusia berhak atas pengan yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya.
      Pencemaran logam berat pada lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubunganya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Pada awal digunakan, belum diketahui pengaruhnya terhadap lignkungan. Proses oksidasi pada logam yang menyebabkan perkaratan sebetulkan adalah tanda-tanda adanya pencemaran.
      Akhir-akhir ini kasus keracunan logam berat yang berasal dari makanan semakin meningkat jumlahnya. Logam berat masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut, yaitu makanan yang terkontaminasi oleh alat masak, wadah (minuman/makanan kaleng) dan juga melalui pemanasan seperti asap dari pabrik dan kendaraan. Kontaminasi makanan juga bias terjadi dari tanaman pangan (bidang pertanian) yang diberi pupuk dan pestisida yang mengandung logam.
      Logam akan terakumulasi pada jaringan tubuh dan dapat menimbulkan keracunan pada manusia, hewan dan tumbuhan apabila melebihi batas toleransi.
      Salah satu contoh makanan yang mengandung logam berat dan dapat dengan muda tercemar oleh logam berat adalah keripik singkong. Ubi mengandung sianida yang beracun bagi tubuh manusia, dan dapat etrcemar logam berat lainnya saat proses pengolah dan penyajian. Keripik singkong banyak digemari oler masyarakat karena rasanya. Sehingga penting untuk melakukan pengujian logam berat pada singkong.


    1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana cara pemeriksaan kandungan timbal, sianida, dan merkuri pada makanan.
  2. Berapa jumlah kandungan timbal, sianida, dan merkuri pada makanan.
  3. Apakah layak atau tidaknya makanan untuk dikonsumsi.

    1. Tujuan
  1. Mengetahui cara pemeriksaan kandungan timbal, sianida, dan merkuri pada makanan.
  2. Mengetahui jumlah kandungan timbal, sianida, dan merkuri pada makanan.
  3. Mengetahui layak atau tidaknya makanan untuk dikonsumsi.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Timbal (Pb)
Timbal (Pb) merupakan logam yang sangat popular dan banyak dikenal oleh masyarakat awan. Hal ini disebabkan karena banyaknya Pb yang digunakan di industry non pangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Pb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna cokelat kehitaman, serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Dalam pertambangan, logam ini berbentuk sulfide logam (PbS0, yang seringa disebut galena. Senyawa ini banyak ditemukan dalam pertambangan diseluruh dunia. Bahay yang ditimbulkan oleh penggunaan Pb ini adalah sering menyebabkan keracunan.
Dewasa ini pelepasan Pb di atmosfir meningkat tajam akibat pemakaran minyak dan gas bumi yang turut menyumbang pembuagan Pb ke atmosfir. Selanjutkan Pb tersebut jatuh ke laut mengikuti air hujan. Dengan kejadian tersebut maka banyak negara di dunia mengurangi Pb pada minyak bumi dan gas alam untuk mengurangi pencemaran Pb di atmosfir.
Keracunan akut dapat terjadi jika timbal masuk ke dalam tubuh seseorang lewat makanan atau menghirup uap timbal dala waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi. Gejala yang timbul berupa mual, muntah, sakit perut hebat, kelaian fungsi otak, tekanan darah naik, anemia berat,keguguran, penurunan fertilitas pada laki-laki, gangguan sisitem saraf, kerusakan ginjal bahkankematian terjadi dalam waktu 1-2 hari. Keracunan timbal pada anak-anak dapat mengurangi kecerdasan.

2.2 Sianida (HCN)
Hidrogen sianida (HCN) atau prussic acid atau sianida adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan merupakan jenis racun yang paling cepat aktif dalam tibuh sehingga dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa menit (akut). Seanida merupakan senyawa kimia yang mengandung( C=N) dengan atom karbon terikat tiga ke atom nitrogen. Kelompok CN ini dapat ditemukan dalam banyak senyawa dalam entuk gas, pada, atau cair. Senyawa yang dapat melepas ion sianida CN ini sangat beracun. Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dengan buatan manusia, seperti HCN (Hidrogen sianida) dan KCN (Kalium sianida). Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia (sintetis).
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan dialam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, dan ganggang.
Sianida sintesis jauh lebih cepat aktif dibandingkan dengan sianida alami (asala tanaman). Ada toga bentuk sianida sintesis. Pertama, senyawa sianida sederahan 9simple cyanide compounds), kedua adalah sianida kompleks logam sangat lemat dan dangat kuat (weak and moderately strong metal-cyanide complexes), bentuk terakhir senyawa sianida adalah sianida kompleks logam kuat.
Kandungan racun sianida juga terdappat pada kandungan beberapa tanaman, salah satu contohnya adalah singkok. Walaupun singkong dapat digunakan sebagai bahan pangan, pada beberapa jenis singkong tertentu juga dapat menimbulkan keracunan, karena singkok mengandung sengawa yang berpotensi racun. Hidrogen sianida (HCN) atau asam sianida ini merupakan racun pada singkong, masyarakat mngenal sebagai racun asam biru karena adanya bercak warna biru pada singkong dan akan menjadi toksin (racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm.

2.3 Merkuri (Hg)
Merkuri (Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan dialam dan tersebar di batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udarasebagai senyawa anorganik. Merkuri, ditulis dengan symbol kimia Hg atau hydragyrum yang berarti “perak cair” (liquid silver) adalah jenis logam angat beratyang berbentuk cair pada temperature kamar, berwarna putih-kepeakan, memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada temperatur –38.9oC dan mendidih pada temperatur 357oC. Merkuri menduduki peringkat pertama sebagai logam beracun namun metil merkuri merupakan bentuk dari merkuri yang penting yang bermanfaat bagi manusia.
Secara alamiah merkuri berasal dari penguapan air laut dan gas gunung berapi. Selain itu merkuri ini dihasilkan dari bijih sinabar (HgS), yang mengandung unsur merkuri antara 0,1 % - 4 %. Merkuri yang telah dilepas kemudian dikondensasi, sehingga diperoleh logam cair murni. Logam cair inilah yang kemudian digunakan oleh manusia untuk bermacam - macam keperluan, seperti untuk menambal gigi, prepelant lampu, termometer dan banyak senyawa - senyawa merkuri yang digunakan sebagai disinfektan, pestisida, bahan cat, anti septik, baterai kering, photografi, di pabrik kayu dan pabrik tekstil serta pada proses pengolahan di tambang emas. Merkuri dan senyawa - senyawanya tersebar luas di alam. Mulai dari batuan air, udara dan bahkan dalam tubuh organisme hidup. Penyebaran merkuri ini, dipengaruhi oleh faktor geologi, fisika, kimia dan biologi.
Merkuri masuk kedalam tubuh melalui paru-paru dalam bentuk uap atau debu yang dihirup. Merkuri yang terinhalasi akan di absorbsi oleh tubuh dan masuk kedalam darah sehingga dapat mengakibatkan kemunduran fungsi otak, gangguan pernapasan dan paru-paru. Merkuri yang tertelan akan mengakibatkan kerusakan pada saluran pencernaan, ginjal dan hati. Sedangkan kontak langsung dengan merkuri dapat menyebabkan iritasi atu gangguan dematis yang serius.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh apabila beada dalam jumlah yang cukup dan Hingga saat ini belum ditemukan cara yang efektif untuk mengatasi kerusakan fungi tubuh yang rusak akibat merkuri. Merkuri dapat menghalangi kerja enzim dan merusak membrane sel serta dapat merusak System syaraf manusia. Jika seorang bumil (ibu hamil) terpapar dengan merkuri maka akan menyebabkan gangguan mental, kebodohan, dan kekakuan





















BAB III
METODEOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat praktikum adalah:
Hari, tanggal         : Senin, 12 Maret 2018
Waktu                   : 09:30 - selesai
Tempat                  : Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar

3.2 Alat, Bahan, dan Prosedur Kerja
  1. Pemeriksaan Kandungan Sianida Pada Makanan
  1. Alat
  1. Timbangan digital
  2. Beaker glass
  3. Gelas ukur
  4. Lumpung dan alu
  5. Gelas sampel 5 ml
  6. Spectroquant Nova 60
  1. Bahan
  1. Sampel makanan
  2. Aquadest
  3. Reagen Pb
  1. Prosedur Kerja
  1. Timbang sampel sebanyak 10 gram kemudian haluskan dengan menggunakan lumpung dan alu,
  2. Pindahkan sampel yang telah halus ke dalam beaker glass,
  3. Tambahlan sampel dengan aquadest hingga mencapai 50 ml kemudian aduk
  4. Ukur 5 ml sampel dan pindahkan ke dalam gelas sampel
  5. Lalu tambahan reagen Pb 1 sebanyak 3 tetes
  6. Kemudian tambahkan 3 tetes reagen Pb 2
  7. Tuangkan sampel kedalam cuvet dan periksa menggunakan Spectroquant nova 60
  8. Catat hasil yang diperoleh

  1. Pemeriksaan Kandungan Sianida pada Makanan
  1. Alat
  1. Timbangan digital
  2. Beaker glass
  3. Gelas ukur
  4. Lumpung dan alu
  5. Cyanide test : botol sampel, sendok takaran, dan alat pembanding (alat ukur)
  1. Bahan
  1. Sampel
  2. Aquades
  3. Cyanide test (CN-1)
  4. Cyanide test (CN-2)
  5. Cyanide test (CN-3)
  1. Prosedur Kerja
  1. Timbang sampel sebanyak 10 gram kemudian haluskan dengan menggunakan lumpung dan alu,
  2. Pindahkan sampel yang telah halus ke dalam beaker glass,
  3. Tambahlan sampel dengan aquadest hingga mencapai 50 ml kemudian aduk
  4. Siapkan dua botol sampel sianida
  5. Ukur 6 ml sampel dan masukkan ke dalam masing-masing botol sampel (setiap botol berisi 6 ml sampel), Satu botol sampel menjadi blando,
  6. Untuk satu botol sampel lainnya, tambahkan reagen CN-1 sebanyak 1 sendok, lalu tambahkan CN-2 sebanyak 1 sendok, kemudian tambahkan CN-3 sebanyak 3 tetes.
  7. Goyangkan botol sampel dan diamkan selama 5 menit.
  8. Kemudian masukkan botol sampel blando dan botol sampel yang diberi reagen kedalam alat pembanding.
  9. Cocokkan warna pembanding yang sesuai dan catat hasilnya.

  1. Pemeriksaan Kandungan Mercury pada Makanan
  1. Alat
  1. Timbangan digital
  2. Beaker glass
  3. Gelas ukur
  4. Lumpung dan alu
  5. Pipet tetes
  6. Mercury test
  7. Tabung reaksi
  1. Bahan
  1. Sampel
  2. Aquadest
  3. Pereaksi mercury
  1. Prosedur Kerja
  1. Timbang sampel sebanyak 10 gram kemudian haluskan dengan menggunakan lumpung dan alu,
  2. Pindahkan sampel yang telah halus ke dalam beaker glass,
  3. Tambahkan sampel dengan aquadest hingga mencapai 50 ml kemudian aduk
  4. Ukur sampel sebanyak 5 ml, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.
  5. Tambahkan pereaksi mercury ke dalam sampel, lalu ambil mercury paper dan teteskan sampel dalam tabung reaksi ke atas mercury paper.
  6. Amati perubahan warna yang terjadi dan cata hasilnya.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun sampel yang digunakan adalah keripik ubi dengan keterangan sebagai beriku:
Sampel
Keripik Ubi (Gerobak Keliling)
Nama pengambil
Kelompok 6
Tanggal pengambilan
21 Maret 2018
Lokasi pengambilan
Jalan Banta – bantaeng Makassar
Waktu pengambilan
9:00 WITA

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh hasil sebagai berikut.
Parameter
Hasil
Timbal
82,3 mg/kg
Sianida
0 mg/kg
Mercury
0        mg/kg

4.2 Analisa Hasil
  1. Pemeriksaan Kandungan Timbal (Pb)
    Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel keripik didapati kandungan timbal sebanyak 82,3mg/kg, menunjukkan cemaran timbal yang tinggi.
    Sumber pencemaran timbal adalah pencemaran udara yaitu berasal ari kendaraan bermotor. Timbal digunakan sebagai salah satu komponen pencampur BBM. Sehingga diperkirakan terdapatnya timbal pada keripik ubi berasal dariasap kendaraan bermotor. Didukung dengan pedagang keripik yang menjual keripiknya berkeliling sepanjang hari menggunakan gerobak. Selama berjualan, pedagang menelusuri jalanan yang juga dilewati oleh kendaraan bermotor yang diduga menggunakan bahan bakar yang mengandung timbal. Sehingga terjadi cemaran asap kendaraan pada keripik. Tempat keripik pada gerobak memiliki penutup tetapi tidak menutup kemungkinan tidak terjadinya kontak dengan asap kendaraan, apabila saat pedagang membuka tempat penyimpanan keripik untuk mengambil keripik di pinggir jalan, kegiatan tersebut akan menjadi jalan cemaran timbal pada keripik. Tentunya pedagang sering membuka penutup saat adanya pembeli. Selain itu didapatinya kandungan timbal pada keripik ini berasal dari peralatan yang digunakan selama pembuatan keripik yaitu sendok, pisau dan peralatan lainnya. Diperkirakan pula berasal dari minyak penggorengan yang digunakan berulang untuk menggoreng ubi.

  2. Pemeriksaan Kandungan Sianida (HCN)
    Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel keripik ubi tidak didapati kandungan sianida atau 0 mg/kg.
    Semua jenis singkok mengandung zat linamarin, zat ini begitu dikupas dan mengenai udara akan berubah menjadi senyawa Hydrogen Cyanide (HCN) atau sianida dan beracun. Pada pemeriksaan tidak didapati adanya kandungan sianida pada keripik ubi. Hal ini karena proses pengolahan keripik yang bagus, yaitu setelah mengupas kulit ubi, kemudian ubi direndam dahulu sebelum diolah menjadi keripik, sehingga sianida larut dalam air. Hilangnya kandungan sianida juga karena potongan keripik yang tipis.

  3. Pemeriksaan Kandungan Merkuri (Hg)
    Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel keripik ubi tidak didapati kandungan merkuri atau 0 mg/kg.
    Merkuri berasal dari aktivitas gunung berapi, pelapukan batuan dan hasil buangan aktivitas manusia seperti pembakaran, pertambangan, dan pabrik. Berdasarkan asal merkuri tersebut menunjukkan bahwa proses pembuatan keripik ubi bebas dari kontak dengan sumber-sumber pencemar merkuri terbukti dengan hasil pemeriksaan untuk kandungan merkuri adalah nol. Meskipun tidak diketahui lokasi pembuatan keripik ubi, melihat di sekitar jalan banta-bantaeng tidak terdapat gunung berapi dan juga jauh dari kawasan industri dan pertambangan yang menghasilkan merkuri, sehingga tidak terjadinya pencemaran merkuri dalam proses pembuatan ataupun saat menjual keripik ubi.


















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel keripik ubi diperoleh kandungan timbal sebanyak 82,3 mg/kg, kandungan merkuri dan sianida adalah 0 mg/kg. Sesuai SNI 7387:2009 dan regulasi BPOM NO.HK.00.0.6.1.52, kadar timbal (Pb) maksimal 0,25 mg/kg, maksimal kadar merkuri adalah 0,03 mg/kg dan sianida yang tidak lebih dari 1 mg/kg. Sesuai dengan peraturan tersebut, maka kadar timbal pada keripik ubi tidak memenuhi standar, sedangkan kadar sianida dan merkuri memenuhi standar.
Dalam pemeriksaan timbal, sianida, dan merkuri yaitu dengan menggunakan reagen sesuai pemeriksaan dan menggunkan pembanding, untuk dapat mengetahui kadar logam berat pada sampel makanan.

5.2 Saran
Perhatikan penggunaan reagen dan pereakrsi serta pembanding warna yang tersedia untuk mencocokkan hasil dari sampel.








DAFTAR PUSTAKA

Bashar, Yazhid LD, 2016. Makalah Sianida. http://www.atim.web.id/2016/11/makalah-sianida-html?m= Diakses 29 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Leishmania sp.

LAPORAN PEMERIKSAAN SALMONELLA, VIBRIO CHOLERA, SHIGELLA, DAN E.COLI PADA MAKANAN